Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Ketika Bencana Itu Datang, Jemari Sedemikian Cepat Melebihi Tsunami

Tuesday, December 14, 2021 | 13:48 WIB Last Updated 2021-12-14T09:12:28Z
Ketika Bencana Itu Datang, Jemari Sedemikian Cepat Melebihi Tsunami
Foto istimewah


Seorang ibu (sendirian) yang sudah lanjut usia, disaat getaran hebat akibat gempa bumi berkekuatan 7,59 SR di wilayah Laut Flores (Barat Laut Flores Timur-Larantuka-NTT) berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri. Ia sendirian berusaha bertahan dengan memegang dinding rumah yang ikut mengalami goncangan hebat. Air yang ada didalam drum, tepat di sudut rumah ikut tumpah akibat getaran hebat.

Baca juga: Meningkatnya Konflik Agraria di NTT, Gubernur Angin Anginan dan DPRD NTT Mati Angin

Disaat para tetangga yang lain berlarian menyelamatkan diri, datanglah seorang perempuan yang adalah tetangga sang ibu dengan teriakan histeris memanggil; memeluk dan merangkul sang ibu yang karena sedemikian dahsyatnya guncangan gempa mereka berduapun hampir jatuh maka untuk keselamatan mereka berdua, sejenak mereka berdua duduk dilantai dapur. Setelah itu ia membopong sang ibu duduk diluar rumah.

Baca juga: Kekuatan Gempa 7,59 LS di Larantuka Sangat Terasa di Manggarai, Ini kata Warga

Menyelamatkan diri memang menjadi langkah pertama yang wajib dilakukan oleh siapapun untuk menghindari resiko terburuk. Namun usaha menyelamatkan diri menjadi sebuah kepanikan dan justru membawa dampak buruk ketika tangan-tangan pengguna media sosial mulai memberikan informasi yang justru bertolak belakang dengan informasi dari pihak yang bisa dipercaya yaitu BMKG.

Menyampaikan informasi itu tidak salah. Namun informasi yang tidak menambah kepanikan. Artinya informasi yang didasarkan pada kebenaran dan dari sumber yang tepat dan benar. Bahwa informasi yang diberikan adalah sebagai sebuah peringatan untuk tetap waspada dan hati-hati memang dibutuhkan namun sekali lagi informasi yang akurat yang berasal dari sumber yang benar dan tepat sehingga informasi tersebut tidak menimbulkan kepanikan namun paling tidak menenangkan masyarakat dengan tetap mengambil sikap waspada dan hati-hati.

Baca juga: Daftar 5 Bank Penyalur UMKM di Indonesia, Apa Saja?

Banyak video dan foto entah darimana asalnya mulai tersebar tanpa sebuah penggalian informasi terlebih dahulu kepada pihak yang tepat dan benar. Masyarakat berlarian diiringi isak tangis seakan menjadi sebuah konten menarik untuk menaikan viewers di chanel-chanel youtube disertai judul dan deskripsi yang lebih menyeramkan dari kejadian yang sebenarnya. Bahkan yang sebenarnya tidak terjadi namun dibuat sepertinya akan terjadi.

Kaum berjubahpun ikut terjebak dalam gerakan gelombang jemari yang melebihi kecepatan tsunami dengan menyebarkan informasi dan berita yang bukannya mendamaikan dan menyejukan namun semakin membuat panik warga group wa maupun mesenger. Bahkan gelombang jemari yang sedemikian cepat justru memacu gelombang tsunami hoax. Kita tentu masih ingat beberapa kasus hoax saat seroja menerpa NTT bahkan dari hoax ada yang harus menjadi korban.

Baca juga: 5 Aplikasi Penghasil Uang di Bawah Otoritas OJK, Dijamin Aman dan Pasti Membayar

Bencana seringkali justru menjadi bencana baru yaitu hoax oleh karena gelombang jemari melebihi kecepatan tsunami saat menyebarkan informasi. Saya, ketika diinformasikan oleh beberapa orang dari Maumere dan diserta foto dan video, saya kemudian mengontak pihak BMKG di Lewoleba untuk menanyakan situasi. Bagi saya BMKG memegang peranan penting dalam menentukan status sebuah bencana termasuk gempa bumi hari ini. Setelah jelas, saya kemudian menjelaskan kepada mereka yang memberikan informasi termasuk kepada keluarga untuk tetap waspada tanpa harus panik.

Ketika bencana itu datang, kita memang seringkali lupa bahwa yang dibutuhkan masyarakat terdampak adalah peneguhan dan kekuatan dari kita melalui informasi yang akurat, tepat dan benar. Kita lupa bahwa ada tetangga kita yang membutuhkan bantuan dan pertolongan kita walau itu sebatas kata-kata penyejuk, penguat dan peneguh untuk tidak takut, tidak panik namun tetap waspada.

Baca juga: Keunikan Waerebo Di Tengah Kerusakan Ruas Jalan Pariwisata

Kita berusaha menyelamatkan diri namun kadang kita lupa bahwa ada tetangga kita yang membutuhkan pertolongan kita: merangkul mereka dengan kata-kata peneguhan dan memeluk mereka dengan bahasa-bahasa penguatan; “Jangan takut, tetap waspada!” (bdk. Mat 14:22-33)

Manila: 14-Desember 2021

Pater Tuan Kopong MSF

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ketika Bencana Itu Datang, Jemari Sedemikian Cepat Melebihi Tsunami

Trending Now

Iklan