Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Deklarasi, Komunikasi Politik, dan Mimpi Jadi Bupati Super Premium

Suara BulirBERNAS
Monday, October 3, 2022 | 06:05 WIB Last Updated 2023-02-04T06:30:14Z

 

Deklarasi, Komunikasi Politik, dan Mimpi Jadi Bupati Superpremium
Deklarasi, Komunikasi Politik, dan Mimpi Jadi Bupati Superpremium



Oleh: Sil Joni*


Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) akan digelar pada tahun 2024. Durasi pelaksanaan pesta demokrasi lokal itu, relatif lama. Tidak heran diskursus publik perihal proses kandidasi untuk menjadi kontestan dalam kompetisi politik itu, masih sepi. 


Di tengah latar politik yang datar itu, tiba-tiba kita "terhentak" oleh deklarasi politik dari salah seorang anak muda potensial dan enerjik, Irenius Surya, S.H. 


Baca: Spirit Politik Kepemimpinan yang Baru dan "Tampil Beda" (Materi Orasi politik Iren Surya, S.H)


Deklarasi yang berisi 'pernyataan ringkas dan jelas' perihal niatnya untuk maju sebagai salah satu bakal calon Bupati Mabar 2024-2029 itu, digelar di salah satu rumah makan Labuan Bajo, Sabtu (1/10/2022). Di hadapan warga Mabar, Iren dengan lantang menyatakan tekadnya untuk menjadi nahkoda Kabupaten Wisata super premium ini untuk periode berikutnya. Acara itu mendapat atensi dan respons yang beragam dari publik Mabar.


Materi orasi politik sang deklarator telah 'dibantai' oleh sebagian peserta diskusi publik saat itu. Pun kritik yang tajam juga 'dilontarkan sebagian warganet' yang tergabung dalam grup diskusi publik di pelbagai kanal media sosial. Tetapi, tidak sedikit juga yang memberikan apresiasi dan mendukung langkah berani dari Iren Surya itu.


Tulisan ini tidak bermaksud untuk coba berpartisipasi dalam polemik itu. Fokus saya adalah memunculkan sisi lain dari deklarasi itu, terutama sorotan soal pentingnya 'mempromosikan diri' dan membangun komunisasi politik yang roduktif, baik dengan para elit politik, maupun dengan massa akar rumput (grass root).


Acara deklarasi itu, saya maknai sebagai semacam 'aktus buka pintu' di mana, pada satu sisi, sang deklarator hendak keluar dari cangkang egonya untuk menjangkau konstituen dan sebagai simbol 'keterbukaan hati' dalam menerima entitas politik yang lain. Dengan itu, ruang dan peluang dalam menjalin kolaborasi politik yang konstruktif, semakin terbuka lebar.


Iren Surya, melaui deklarasi itu, hendak memberi pelajaran politik, bahwa jika hendak menjadi 'penguasa', maka sejak dini kita mesti memperlihatkan keseriusan, komitmen, kepedulian, empati, dan kemauan dalam menata Kabupaten ini, sehingga publik punya kesempatan yang luas untuk memberikan penilaian yang obyektif terhadap sisi kapabilitas, integritas, dan kualitas calon pemimpin tersebut.


Karena itu, dalam arti tertentu, langkah demikian pantas juga jadi pelajaran bagi parpol saat ini untuk menunjukkan eksistensi partai sebagai agen perekrutan calon pemimpin. Sebagai wahana 'kaderisasi pemimpin' Parpol semestinya mengambil prakarsa untuk menyodorkan figur yang bisa diorbitkan dalam bursa kandidasi Pilkada tahun 2024 itu. Saya kira,  deklarasi politik yang bermakna pernyataan ke publik untuk pencalonan kepala daerah merupakan hal wajar dalam politik.


Baca: Setelah 'Pesta Demokrasi' Digelar


Deklarasi dari 'Rumah Makan' di Labuan Bajo itu, menjadi pembuka wacana Pilkada karena sampai detik ini, baru Iren Surya yang membuat pernyataan resmi terkait kesiapannya untuk menjadi salah satu 'petarung' dalam kontestasi Pilkada Mabar itu.


Deklarasi pencalonan seperti itu, merupakan fenomen baru yang memiliki implikasi positif untuk membangun modernisasi ataupun demokratisasi baik pada tataran diskursus publik maupun pada tingkat kelembagaan partai. Selama ini, umumnya Parpol atau kelompok kepentingan tertentu yang membuat deklarasi. Tetapi, kali ini justru 'figur' itu sendiri yang membuat deklarasi.


Ada beberapa poin positif yang bisa dipetik dari peristiwa semacam itu. Pertama, deklarasi itu menunjukkan inovasi dan keberanian menyatakan  sikap kepercayaan diri bahwa seorang  kader potensial dan berprestasi layak dipertimbangkan menjadi calon bupati.


Kedua, deklarasi merupakan upaya memublikasikan dan mensosialisasikan kader potensial untuk menjadi perhatian bahkan perbincangan publik yang sedang menimang-nimang figur yang layak memimpin Mabar.


Ketiga, deklarasi merupakan salah satu cara untuk memperoleh respons sekaligus akseptabilitas publik terhadap figur, baik  bakal diusung partai maupun yang melewati jalur calon perseorang atau independen.


Hal ini biasanya diukur melalui survei pemetaan popularitas dan elektabilitas obyetif dan akuntabel sebagai salah satu pertimbangan parpol atau kelompok pendukung saat menentukan pasangan calon.


Keempat, deklarasi juga dapat dijadikan sarana membangun jaringan sosial yang menjangkau beragam elemen dan kekuatan sosial sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang ingin memperbaiki masa depan daerahnya.


Kelima, deklarasi perseorang seperti yang dibuat Iren Surya ini, bisa memotivasi pengurus Parpol untuk berbenah diri. Parpol mesti tampil sebagai partai modern dengan menjalankan fungsi rekrutmen secara optimal dan memasarkan figur itu ke ruang publik.


Keenam, deklarasi pencalonan dari 'pribadi tertentu' bisa dipandang sebagai upaya memutus tradisi  perekrutan dan penentuan calon yang bersifat sentralistik dan elitis selama ini. Dengan demikian, deklarasi Iren Surya sebetulnya merupakan manifestasi ideal kultur politik yang demokratis.


Ketujuh, deklarasi pencalonan tersebut tak perlu dikhawatirkan apalagi alergi bagi elit yang memiliki niat yang sama. Peristiwa menjadi semacam 'penambah gairah' untuk mengoptimalkan metode politik yang demokratis dan kreatif dalam memperkenalkan diri kepada publik.


Atas dasar itu, selain memberikan catatan kritis, acara deklarasi itu perlu diapresiasi karena telah memberikan contoh bagaimana menerapkan metode komunikasi dan pendekatan yang elegan dengan publik konstituen.


Itu berarti unsur lain yang tidak kalah penting dalam momentum deklarasi itu adalah komunikasi politik. Satu setengah tahun  menjelang Pilkada diperlukan intensitas komunikasi di antara elit politik, para tokoh, dan segenap lapisan masyarakat guna  menciptakan ekosistem politik yang memungkinkan terwujudnya partisipasi publik yang optimal dalam ruang praksis berdemokrasi.


Daniel S Bell merumuskan bahwa komunikasi politik merupakan pembicaraan tentang kepentingan politik, yakni kekuasaan, pembicaraan pengaruh dan pembicaraan otoritas (Arifin, 2003:28).


Berarti diperlukan komunikasi untuk membangun konsensus, sharing, bargaining, komitmen dan kolaborasi  untuk mendapatkan pasangan ideal yang memungkinkan terejawantahnya visi politik yang pro pada dimensi kebaikan bersama.


Baca: Konser 1000 Kebijakan Publik


Deklarasi politik, entah dilakukan oleh individu maupun oleh Parpol, bisa dibaca sebagai buah dari komunikasi politik sekaligus pintu masuk untuk menjalin komunikasi yang intensif dengan semua stakeholder. Kita tahu bahwa komunikasi politik itu ibarat darah yang memperlancar pergerakan tubuh baik secara vertikal maupun horizontal.


Saya kira, Parpol di Mabar bisa mengambil hikmah dari peristiwa deklarasi Iren Surya ini. Menyitir Arifin (2003: 45) langkah komunikasi politik parpol untuk menyongsong Pilkada 2024 dapat dieksekusi dalam dua skenario berikut.


Pertama, memperkuat kepemimpinan politik dalam arti membangun kekuatan pengaruh pemimpin yang efektif dalam ranah kepemimpinannya. Parpol mesti mengkreasi yang luas bagi sang kader untuk memperlihatkan mutu kepemimpinannya mulai dari skop paling kecil sampai pada komunitas yang lebih besar. 


Kedua, merawat ketokohan.  Maksudnya adalah menjaga kategorisasi kualitas tokoh yang mampu menghadapi dinamika sosial politik karena memiliki daya tahan berbasis ethos, integritas dan kredibilitas. Figur yang memenuhi kualifikasi seperti itu, berpeluang untuk menjadi 'kader yang matang, tahan banting, militan' dan dirindukan oleh banyak orang.


Kendati demikian, acara deklarasi dari Iren ini perlu direspons secara kritis. Kita tidak ingin, deklarasi itu hanya sebagai ajang 'cari panggung' dan mengejar sensasi politik murahan. Pernyataan untuk menjadi bakal calon Bupati tidak dilatari oleh ekspresi kecewa dan ruang 'balas dendam politik' kepada pihak yang berkuasa sebelumnya.


Oleh sebab itu, publik mesti kawal setiap pergerakan politik dari sang deklarator ini. Pastikan bahwa beliau mempunyai intensi dan motivasi yang luhur serta punya komitmen yang kuat untuk mewujudkan ideal politiknya. Gagasan politik itu, tidak hanya gagah ketika berorasi pada podium deklarasi, tetapi mesti diikuti dengan tindakan yang konkret, terukur, realistis, dan masuk akal.


Harapannya adalah melalui metode komunikasi yang inovatif dan elegan yang dimulai dengan 'deklarasi' ini, bisa menginspirasi lahirnya pemimpin politik yang berkelas super premium di wilayah ini. Dengan demikian, Mabar tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata super premium, tetapi juga panggung politik super premium. Mabar bisa menjadi 'barometer' aktivitas perpolitikan untuk level NTT. Kabupaten Mabar menjadi 'role model' bagaimana semestinya politik itu ditata oleh 'tangan pemimpin yang tepat'.



*Penulis adalah warga Mabar. Tinggal di Watu Langkas.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Deklarasi, Komunikasi Politik, dan Mimpi Jadi Bupati Super Premium

Trending Now

Iklan