Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Ketua Dewan Kopi Indonesia Bagian NTT Berikan pelatihan pembuatan Cafe Mane kepada SMKN 1 Satarmese

Suara BulirBERNAS
Wednesday, February 14, 2024 | 10:49 WIB Last Updated 2024-02-14T04:11:17Z

Oleh: Nasarius Fidin

Penulis adalah Guru SMKN 1 Satarmese


Ketua Dewan Kopi Indonesia Bagian NTT Berikan pelatihan pembuatan Cafe Mane kepada SMKN 1 Satarmese
Ketua Dewan Kopi Indonesia Bagian NTT Berikan pelatihan pembuatan Cafe Mane kepada SMKN 1 Satarmese (foto ist.)




BernasINDO.id, Waecepang - Ketua Dewan Kopi Indonesia bagian NTT, Bonifasius Oldam Romas memberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kopi khas Manggarai, cafe mane, kepada para guru dan peserta didik SMKN 1 Satarmese, Selasa, (13/02/2024).


Baca: Jalan Tani "Tembus" Rana Dengen/Samboleng


"Kita menciptakan lapangan kerja sendiri atau bekerja dengan kompetensi yang sangat memadai agar mampu bersaing dengan para pengusaha atau pebisnis lainnya", ujar Bonifasius.


Owner Cafe Mane itu menegaskan kita menjual kopi yang sudah diolah dan bernilai tinggi sehingga ada keuntungan lebih jika dibandingkan dengan penjualan bahan mentahnya. 


"Yang terbaik adalah tidak perlu menjual bahan bakunya, kita harus menjual yang ada nilai tambahnya. Ada keuntungan lebih ketimbang kita menjual bahan-bahan mentahnya. Contoh, sekarang ini, kopi Manggarai termasuk salah satu kopi yang mahal karena kita sudah mendapatkan sertifikat", terangnya.


Baca: "Jalan Rusak" Menuju Stasi Palue Paroki Hokeng Keuskupan Larantuka NTT


Sosok yang 40 tahun tinggal di pusat ibu kota Jakarta itu menyampaikan kopi Manggarai yang berpredikat nomor satu di Paris itu sangat unik dan memiliki cita rasa yang sangat tinggi karena pengolahan aksinya dilakukan dengan cara yang benar.


"Kopi mane pernah mendapatkan juara satu sedunia, di Paris saja kita juara apalagi cuma di Indonesia ini, berarti cita rasa kopi kita bagus sekali karena sudah melakukan pengolahan aksinya itu dengan cara yang benar", ungkapnya.


Hemat Bonifasius, ada dua macam kopi yakni robusta dan arabika. Kopi robusta bertumbuh di atas 600-900 m di atas permukaan laut. Kopi tersebut tumbuh di tempat yang lebih panas. Cita rasanya sedikit pahit, ada rasa karamel, sedikit rasa kayu, kelapa, dan coklat sehingga orang mengatakan itu kopi keras.


Sedangkan kopi arabika tumbuh kira-kira di atas 1000 m. Banyak orang mengakui kopi tersebut memiliki kombinasi rasa seperti manis, asam, rempah-rempah, jeruk, karamel, coklat, tembakau, harum dan benar-benar rasa kopi asli.


Pemilik cafe mane yang bertempat di Ruteng itu mengatakan kopi dengan buah merah itu dipetik, lalu disimpan di dalam ember yang terisi air penuh. Buah yang tenggelam diambil dan diproses sebab kopi tersebut sudah pasti berkualitas tinggi. 


"Cara petiknya, kopi yang berbuah merah itu dipetik, sedangkan yang berbuah hijau atau kuning dibiarkan. Kopi berkulit merah itu dirambang atau disimpan di atas ember. Yang tenggelam itu yang diproses, sedangkan yang mengambang tidak perlu diproses karena kopi tersebut tidak berkualitas baik", katanya.


Bonifasius menambahkan, pada hari yang sama, kopi  yang berkulit merah itu dikupas, dicuci atau dibersihkan, lalu

dimasukkan ke dalam karung selama 24 jam. Setelah itu, kopi tersebut dibersihkan kembali, lalu dijemur hingga kadar airnya tinggal 12 persen. Jemurnya pun tidak diwajibkan di tanah  karena kopi itu menyerap semua bau. 


Proses pembuatan kopi mane itu, kata Bonifasius, tidak semudah yang dipikirkan, agar terlihat unik dan memiliki cita rasa yang luar biasa, racikannya harus benar-benar bermutu.


"Banyak sekali prosesnya yang membuat kopi itu memiliki cita rasa sangat tinggi dan untuk membuktikan hal itu bukan kita sendiri yang buat, harus dikirim ke Jepang, pusat penelitian kopi dan tembakau, di sana cita rasa kopi tersebut diuji, maka kopi kita itu dinilai paling baik dengan skor 85 ke atas", jelasnya.


Baca: Orang Susah Menolong Orang Susah


Selain itu, Ketua Kadin Manggarai itu mengajak para guru dan siswa/i dan juga masyarakat untuk menyeruput kopi, tidak hanya pagi hari tetapi juga sore atau batasan waktunya tidak ditentukan. 


Sementara kepala SMKN 1 Satarmese menyampaikan sosialisasi dan pelatihan pengolahan kopi mane menjadi titik awal hubungan kerja sama untuk mengupayakan dan meningkatkan kompetensi para peserta didik SMKN 1 Satarmese. 


"Kerja sama ini hanya sebagai langkah awal untuk kemitraan lainnya ke depan.

Terimakasih Bapak Sius atas semangat berbaginya", tutup kepsek.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ketua Dewan Kopi Indonesia Bagian NTT Berikan pelatihan pembuatan Cafe Mane kepada SMKN 1 Satarmese

Trending Now

Iklan