Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Aktifkan "Politik Kunjungan" (Tafsiran Kreatif Kisah Maria Mengunjungi Elisabet)

Sunday, August 14, 2022 | 10:32 WIB Last Updated 2023-02-09T06:51:16Z

 

Aktifkan "Politik Kunjungan" (Tafsiran Kreatif Kisah Maria Mengunjungi Elisabet)
Aktifkan "Politik Kunjungan" (Tafsiran Kreatif Kisah Maria Mengunjungi Elisabet)



Oleh: Sil Joni*


Hari ini, Minggu (14/8/2022), Gereja (Katolik) sejagat merayakan pesta Santa Maria 'Diangkat' ke Surga. Teks Injil yang direnungkan adalah Luk 1: 39-56. Perikop itu menggambarkan kisah Maria mengunjungi saudaranya Elisabeth.


Setelah mendapat kabar gembira Tuhan melalui malaikat untuk menjadi "bunda Sang Penebus", bunda Maria merasa perlu untuk membagi warta sukacita kepada sesama. Bunda Maria mau 'mewartakan Sang Penebus, Yesus Kristus' yang sedang berada dalam rahimnya. Orang pertama yang dikunjunginya adalah Elisabeth, yang meski sudah lama menikah, belum juga dikarunia momongan (buah hati).


Baca: Tidak Ada "Musuh" dalam Kontestasi Pilkades


Tetapi, dalam kisah itu, kita mengetahui bahwa Elisabet menerima setidaknya tiga sukacita. Pertama, ia menerima anugerah anak justru di usia tua dan telah diyakini mandul. Kedua, Elisabet dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal ini tentu merupakan rahmat sukacita besar baginya.


Dengan spontan Elisabet mengungkapkan kegembiraannya, “Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana” (Luk 1:45).


Ketiga, Elisabet bersukacita, bukan hanya karena Maria datang mengunjunginya, tetapi Tuhan yang ada dalam kandungan Maria datang mengunjunginya. Ia seolah tak percaya. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” (Luk 1:43).


Saya coba menafsir secara politis cerita visitasi persaudaraan dalam narasi biblis itu. Kebetulan, saat ini kita sedang mengikuti tahapan demi tahapan kontestasi politik Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Fokus sorotan saya adalah urgensi penerapan politik kunjungan dalam musim kontestasi.


Saya sangat yakin bahwa para calon kepala desa (Cakades) sudah menerima semacam 'bisikan Ilahi' untuk menjadi kontestan dalam hajatan demokrasi di tingkat Desa ini. Mereka sudah mendapatkan 'kabar gembira' soal kemungkinan untuk menjadi 'pembuat sejarah atau meminjam bahasa teologi, 'penyelamat' Desa dari kepungan aneka problem politik.


Baca: Pemprov Kembali ke Jalan yang Benar?


Terhadap 'bisikan Ilahi' itu, semua Cakades telah mengambil keputusan yang bulat bahwa mereka 'siap'  mengabarkan warta sukacita itu, kepada semua warga Desa, terutama kepada para pemilih (voters). Karena itu, mereka berusaha keluar dari 'rumah'  untuk menjumpai para konstituen. Politik kunjungan dan perjumpaan merupakan metode yang efektif dalam mewartakan "kabar baik" kepada semua warga Desa.


Saya kira, intensi utama dari 'visitasi politik' semacam itu, bukan untuk "mendapat atau menambah suara semata", tetapi supaya "kesadaran berpolitik" warga Desa 'melonjak kegirangan'. Artinya, dalam dan melalui momen perjumpaan itu, para konstituen boleh bersukacita sebab mendapat pencerahan politik yang bermutu dari para aktor politik itu.


Untuk itu, sangat diharapkan agar dalam setiap perjumpaan, para kandidat tidak berlomba untuk memanipulasi kesadaran publik melalui retorika dan janji politik yang bombastis, tetapi berjuang membentangkan gagasan politik yang otentik, brilian dan efektif bagaimana semestinya Desa itu dibangun. Dengan perkataan lain, para Cakades mesti bersaing dalam mempromosikan ide, konsep yang terartikulasi dalam bentuk visi, misi dan program yang tepat sasar, realistis dan kontekstual.


Baca: Diutus untuk "Menguduskan" Warga Desa


Politik kunjungan mesti 'diaktifkan' selama kontestasi digelar agar 'warta politik' tersampaikan secara efektif di hati konstituen. Kita percaya bahwa para Cakades sedang 'mengandung' bayi politik kebaikan yang bakal diimplementasikan ketika mendapat mandat politik dari publik. Dalam dan melalui kunjungan itu, ide politik cerdas bakal diserap oleh publik dan dengan itu mereka mengalami sukacita politik yang besar sebab tak lama lagi sang mesias politik lahir di Desa tersebut.



*Penulis adalah umat Stasi Nggorang.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Aktifkan "Politik Kunjungan" (Tafsiran Kreatif Kisah Maria Mengunjungi Elisabet)

Trending Now

Iklan