Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Perayaan "Buka Puasa" Orang Katolik & Pemilu CAPRES/CAWAPRES, DPD, DPR, DPRD I, DPRD II, Bertabrakan? Solusinya?

Suara BulirBERNAS
Friday, January 26, 2024 | 11:34 WIB Last Updated 2024-01-26T04:54:43Z

Oleh: RP. Stefanus Dampur SVD*


Perayaan "Buka Puasa"  Orang Katolik & Pemilu CAPRES/CAWAPRES, DPD, DPR, DPRD I, DPRD  II, Bertabrakan? Solusinya?
Perayaan "Buka Puasa"  Orang Katolik & Pemilu CAPRES/CAWAPRES, DPD, DPR, DPRD I, DPRD  II, Bertabrakan? Solusinya?




Deskripsi Kondisi Terkini


Tak lama lagi, kami, umat Katolik di seluruh dunia memasuki masa "buka puasa" atau perayaan Hari Rabu Abu (the Ash Wednesday). Perayaan ini mengingatkan kami akan kefanaan sebagai manusia ciptaan Tuhan. Bahwa kami insaf, kami berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tak ada yang abadi selain Allah, Sang Keabadian itu sendiri. Sekali lagi, setiap makhluk tercipta itu fana. Kami hanya sementara saja menghuni bumi ini lalu meninggalkan dunia ini.

Tak lama lagi kami dan kita semua memasuki bulan Februari 2024.

 

Baca: Cakap Menata Kata


Kami yang di Paroki Hokeng masih dalam keadaan gawat darurat bencana letusan gunung berapi Lewotobi. Suasana gamang sungguh kami rasakan. Maju kena risiko, mundur kena risiko. Serba dilema. Oleh karena itu dituntut dari kami untuk bersikap cerdas sesuai konteks. Itulah yang disebut berpikir dan bertindak kontekstual.

Kami sadar bahwa umat kami masih banyak yang berada di pengungsian. Tentu secara fisik dan psikis,  mereka masih labil atau belum stabil. Bisa dikatakan mereka nyaris putus asa kehilangan harapan. Bagaimana tidak! Rumah yang mereka bangun dengan keringat, darah dan air mata, kini mereka dapati dalam kondisi rusak parah. Tanaman palawija dan komoditi yang mereka tanam selama ini kini membusuk, penuh ulat dan hancur semuanya. 


Peneguhan, Motivasi dan Animasi


Dalam kondisi bencana, sekelas apapun, kami sebagai Tim Pastor di Paroki Hokeng, dalam kunjungan informal maupun formal lewat perayaan sakramen dan sakramentalia, menguatkan iman umat. "Badai pasti berlalu. Jagalah kesehatan jiwa dan raga. Tetap kuat. Jika kita lemah berarti kita mengorbankan banyak orang yang kita kasihi. Kualitas makan-minum mesti tetap diperhatikan. Istirahat yang cukup. Tetap berpikir positif. Jauhi stres dan depresi serta pelbagai pikiran dan tindakan jelek yang merupakan racun yang meracuni jiwa dan raga kita. Jangan bermental kerupuk. Kita mesti bermental baja...". Inilah, antara sederetan kalimat peneguhan, motivasi dan animasi bagi umat kami yang sedang dalam kondisi gawat darurat bencana alam akibat letusan gunung berapi Lewotobi di Folres Timur.


Imam Hadir dan Terlibat, Berempati dengan Keadaan Umat


Para Pastor hadir untuk memastikan adanya harapan. Harapan tak pernah boleh mati (Hope never dies). Harapan tetap dihidupkan, diperkuat dan dilaksanakan! Jadilah pribadi optimis. Orang optimis tetap melihat peluang di tengah bencana. Orang optimis selalu punya solusi sedangkan orang pesimis selalu punya litani keluhan dan kecengengan. Orang pesimis selalu punya alasan untuk menghindar, tetapi orang optimis selalu memiliki 1001 jalan keluar untuk menyelesaikan masalah.


Baca: Pohon, Penyelamat Bumi


Oleh karena itu, kami hadir untuk membawa secercah harapan meskipun banyak orang mencibirinya. Tak masalah. Setiap oranf bebas. Semoga mereka bebas bertanggung-jawab dan bukan bebas tanpa kontrol, sebab segala tindakan kita punya risiko, punya ekses.


Bagi kami, Tim Pastor, ada bersama umat yang "sedang terluka" merupakan keharusan. Kata Kitab Amsal: " Sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Bdk. Amsal 17:17).

Kami menjadi sahabat dan saudara mereka juga. 


Hal lain yang paling kentara kami lakukan yakni "cura animarum yaitu memelihara jiwa-jiwa". Apa persisnya? Di tengah bencana yang dahsyat, kami tetap merayakan Ekaristi kudus di stasi yang risiko/ dampaknya terkecil. Kami memberikan minyak suci dan viaticum, kami memberikan komuni kudus untuk mereka yang di pengungsian, juga untuk mereka yang lanjut usia dan sedang  dalam perawatan kesehatan. Kurang apa lagi? Di Aula Paroki Hokeng disediakan satu posko besar dan banyak barang sumbangan kebutuhan riil para pengungsi yang pengaturan dan mekanisme pendistribusiannya dilaksanakan oleh Tim dari JPIC SVD ENDE, SSpS dan TRUK-F. Mereka adalah pastor dan frater dari SVD LEDALERO-MAUMERE yang tingkat pengalaman, kredibilitas, skill, kompetensi dan profesionalisme mereka dalam bantuan bencana alam, lingkungan dan kemanusiaan sudah sangat teruji. Pengetahuan, pengalaman dan wawasan mereka tak diragukan. Mereka memunyai integritas yang sangat tinggi. Sistem dan kinerja mereka diaudit tiap hari. Pencatatan mereka sangat jeki dan teliti. Mereka memastikan bahwa pelbagai sumbangan itu tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat waktu. Mereka memakai prinsip "intentio dantis" (pemberian sesuai dengan maksud pemberi). Tak boleh menyeleweng. Ini urusan manusia bermartabat. Mereka bukan benda. Mereka (baca: korban bencana adalah pribadi kita yang lain yang sedang dalam kesusahan). Kesusahan mereka sudah banyak, mohon jangan ditambahkan kesusahan baru lagi. 


Jadwal Negara (Pemilu) dan Jadwal Pastoral Gereja Katolik (Rabu Abu): 14 Februari 2024, Bertabrakan?


Negara, lewat Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah jauh-jauh hari menetapkan bahwa pada "Rabu, 14 Februari 2024, akan diadakan Pemilu serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPR, DPRD I, DPRD II, di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia". 

Di sisi lain, pada hari dan tanggal yang sama, Umat Katolik di seluruh dunia juga sudah menetapkan sejak lama dalam "Kalenderium Liturgi" bahwa pada hari Rabu, 14 Februari 2024 dirayakan Hari Rabu Abu, sebagai pembukaan masa puasa bagi orang Katolik di seluruh dunia".


 Pada hari Rabu Abu tersebut, umat katolik diminta untuk "Bertobatlah dan percayalah kepada Injil". Itu berarti perayaan ini sangat bernilai tinggi dalam spiritualitas orang Katolik. Orang diajak untuk kembali ke "jiwa murni asalinya, untuk bertobat, kembali ke jalan yang benar, jalan Allah, jalan kebenaran, jalan keselamatan. 


Pemilu dan Rabu Abu jelas bertabrakan. Di satu sisi sebagai warga negara yang memiliki hak politik (memilih dan dipilih), di sisi lain sebagai umat Katolik, harus merayakan hari Rabu Abu, sebagai pembukaan masa puasa! Ritus agama yang memastikan pembersihan atau purifikasi jiwa-raga proporsional. Semuanya penting. Pemilu penting, perayaan keagamaan Katolik juga pasti penting bagi para penganutnya!


Bagaimana Solusi Cerdasnya?


Orang Katolik itu kebanyakan cerdas. Mereka tulus seperti merpati. Mereka tidak mau "cari ribut" dengan "Negara". Mereka matang. Mereka dewasa. Mereka selalu punya solusi dalam setiap kemelut, sebab mereka pribadi optimis. Bukankah pribadi optimis itu punya 1001 solusi? Ahaa.


Kecerdasan Kami di Gereja Keuskupan Larantuka dan Paroki Hokeng 


Di Gereja Lokal Dioses Larantuka, kami dituntun oleh kebijaksanaan Gembala Utama kami, Mgr. Fransiskus Kopong Kung. Dalam surat gembala istimewa, Beliau meminta kebijksanaan para Pastor di setiap paroki untuk menentukannya. Di satu sisi umat mempunyai hak pilih dan dipilih jangan dikorbankan, di sisi lain sebagai umat Katolik jangan mengabaikan kewajiban keagamaan dalam hal ini merayakan Hari Rabu Abu. Berdasarkan nasihat Yang Mulia, Uskup Keuskupan Larantuka, akhirnya kami di Hokeng juga belajar untuk tulus seperti merpati, cerdas, cermat dan berjuang untuk bijak bestari. 


Baca: Kursi Legislatif


Kami memutuskan bersama sebagai Tim Pastor untuk merayakan Rabu Abu pada dua kesempatan:

Pertama, hari Selasa sore, 13 Februari 2024 mulai dari Pusat Paroki hingga ke stasi-stasi.

Kedua, penerimaan abu masih bisa diberikan kepada umat yang belum sempat menerimanya, pada hari Minggu tanggal 18 Februari 2024, di luar misa atau di luar perayaan ekaristi. Ritusnya dilaksanakan di tempat layak dan pantas untuk merayakan ritus gerejani seperti di sakristi maupun di aula Paroki atau stasi dan membutuhkan suasana yang nyaman, aman dan khidmat.


Minggu Ketiga Februari 2024: Mulai Masa Pra-Paska


Minggu Pertama masa Pra-Paska jatuh pada hari Minggu, 18 Februari 2024. Umat Katolik akan berjuang untuk menghayati kesalehan keagamaan mereka dengan melakukan tiga hal yang kami tingkatkan dengan "DPD": Doa, Puasa, Derma.  Mereka juga akan melaksanakan pertobatan dan karya sosial karitatif lainnya. Pada masa ini juga ada Katekese Mass puasa. Adapula aksi nyata berupa APP (Aksi Puasa dan Pembangunan). Amplop APP sedang dipersiapkan. Poster Masa Puasa sedang diatur. 


Tema APP Dioses Larantuka tahun 2024 yaitu KBG yang Mandiri dan Misioner


Dalam pertemuan rekoleksi Dekenat Larantuka bulan Januari 2024 (tgl 16-18 Januari 2024) kami telah mendapatkan input yang bagus tentang tema ini. Waktu itu RD. Ancis Kwaelaga yang membawakannya. Saya juga sudah menuliskan secara panjang lebar tema ini di laman: literasi digital, BernasINDO.id

Silahkan pembaca googling ke sana.



KBG yang Mandiri dan Misioner: Eksplanasi/Penjelasan Singkat.


KBG:

KBG adalah akronim dari Komunitas Basis Gerejawi yang merupakan komunitas iman dan komunitas perjuangan. Itulah brand-mark pastoral keuskupan Larantuka tahun 2024. KBG adalah pilihan steategis. KBG lalu menjadi fokus dan lokus Pastoral, cara baru hidup menggereja dan komunitas perjuangan serta gerakan akar rumput.


Mandiri dalam Hal Apa?

Yang dituntut oleh gereja lokal keuskupan Larantuka adalah kemandirian dalam bidang iman/spiritual, kemandirian dalam bidang personalia/staf dan kemandirian dalam bidang finansial atau keuangan.


Aspek Missioner


Hakikat gereja itu missioner! Kita membawa misi Allah (missio Dei), misi keselamatan. Misi keselamatan itu bersifat dua arah yakni missio ad intra, ke dalam; dan missio ad extra, ke luar. 

Baik "missio ad intra" maupun "missio ad extra" mesti dijaga keseimbangannya dan dijalankan tanpa menegasikan yang lain. Keduanya dijalankan secara bersamaan dan tanpa ada pembedaan apalagi diskriminasi.


Jadwal Pastoral Paroki Hokeng Bulan Februari 2024


Jadwal Pastoral Parokial Hokeng bulan Februari 2024, sudah kami keluarkan secara resmi baik untuk hari Minggu maupun untuk hari Rabu Abu. Kami berdoa dan berharap bahwa semua reksa Pastoral yang telah disusun tersebut bisa dijalankan dengan baik, demi kemuliaan nama Tuhan dan keselamatan umat yang dilayani.


Bagi warga negara, selamat menentukan pilihan Anda secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Bagi umat Katolik, selamat merayakan dan memaknai hari Rabu Abu yang spesial di tahun 2024 ini dan juga selamat melaksanakan ibadah puasa selama sekitar 40 hari sebelum akhirnya kalian merayakan Hari Raya Paskah tahun 2024, pada tanggal 31 Maret 2024 yang akan datang. 




*) Penulis adalah warga Indonesia dan umat Katolik Roma tertahbis. Dia sudah, sedang dan akan  berjuang terus untuk menghayati spiritualitas: "100% Katolik, 100% Indonesia".

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Perayaan "Buka Puasa" Orang Katolik & Pemilu CAPRES/CAWAPRES, DPD, DPR, DPRD I, DPRD II, Bertabrakan? Solusinya?

Trending Now

Iklan