Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Launching SISPALA, Pemdes Terong, PSE Paroki Narang, Tokoh Adat, SDI Waecepang dan SMKN 1 Satarmese Menanam Pohon Buah di Sumber mata Air Wae Ketang

Suara BulirBERNAS
Friday, April 19, 2024 | 11:05 WIB Last Updated 2024-04-19T06:24:31Z
Launching SISPALA, Pemdes Terong, PSE Paroki Narang, Tokoh Adat, SDI Wae Cepang dan SMKN 1 Satarmese Menanam Pohon Buah di Sumber mata Air Wae Ketang
Komunitas SISPALA menanam pohon di dekat sumber mata air Wae ketang, desa terong. Foto (ist)



BernasINDO.id - Komunitas pencinta Alam SMK Negeri 1 Satarmese yang disebut SISPALA (Siswa Pencinta Alam) berjumlah 35 anggota perdana resmi dibentuk di dekat sumber mata air Wae Ketang,  Kamis, (18/04/2024). 


Komunitas tersebut digagas dan diprakarsai oleh SMKN 1 Satarmese, Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Narang, Kepala Desa Terong, Kepala SDI Wae Cepang, tokoh-tokoh adat dan masyarakat Rajong-Nangka. 


Baca: Soal Pengawasan Ujian Akhir Sekolah di SMKN 1 Satarmese, Camat Satarmese Barat Bilang Begini...


Kepala SMKN 1 Satarmese, Fransiskus Jehoda menyampaikan perwujudan Ekologi Integral itu membutuhkan komitmen, keselarasan antara kata dan tindak, atau tidak cukup dengan kotbah dan teori.


“Perwujudan Ekologi Integral membutuhkan komitmen. Konsep besar Ekologi Integral tidak cukup dengan kotbah dan teori, itulah pentingnya komitmen, sebuah kesadaran akan pentingnya kata dan tindakan, dan inilah tantangan yang harus dihadapi manusia dewasa ini”, kata Fransiskus. 


Fransiskus mengaku sangat beruntung dengan kehadiran SMKN 1 Satarmese di Wae cepang, desa Terong, Paroki Narang, kecamatan Satarmese Barat, kabupaten Manggarai, NTT, oleh karena ada kegiatan-kegiatan kolaboratif sebagai perwujudan ekonomi integral yang sudah digagas oleh keuskupan Ruteng. 


“SMKN 1 Satarmese sangat beruntung berada di Wae Cepang-Nangka, berada di desa Terong, dan juga berada di Paroki Narang. Kerja kolaboratif di bawah terang pastoral ekologi integral, ada banyak kegiatan yang sudah dijalankan. Tokoh masyarakat, tokoh umat, pemerintah desa Terong sangat antusias menyambut dan melaksanakan program menanam pohon buah baik di kebun sekolah, di kebun gereja, di kebun warga serta di sumber mata air”, ujarnya. 


Menurut Fransiskus, ekologi integral dapat disandingkan dengan konsep pariwisata ekologis berkelanjutan seperti  pariwisata kampung buah, pelestarian alam, perlindungan satwa hutan (segala burung-burung di udara dan sebagainya). 


Baca: Insan SMKN 1 Wulanggitang Hokeng Menyelenggarakan Rekoleksi Sebelum Ujian


 “Ekologi integral kita sandingkan dengan konsep pariwisata ekologis berkelanjutan. Konsep jangka panjang pariwisata kampung buah, merawat mata air untuk kehidupan banyak ciptaan lainnya, menanam tanaman buah di hutan akan melahirkan objek wisata baru; kita membayangkan ketika berbuah akan ada banyak satwa hutan, burung-burung yang mendekat maka lahirlah gagasan wisata burung”, terangnya. 


Sementara ketua PSE paroki Narang, Bernadus Gatot Paino mengatakan SISPALA didirikan untuk mengakomodasi siswa dalam ikut terlibat menjaga, merawat dan menanam di lingkungan sekolah, hutan dan konservasi mata air. Lembaga pendidikan, salah satunya SMKN 1 Satarmese memiliki kesadaran tentang pelestarian alam agar relasi manusia dengannya terjalin harmonis. 


“Para siswa yang tergabung dalam SISPALA mempunyai jiwa ekologis yaitu mengembangkan minat dan bakat serta kecintaan akan lingkungan. Baik itu menanam, merawat dan ikut berperan aktif untuk mengadvokasi masyarakat menjaga hutan, ikut aktif konservasi mata air”, kata Bernadus Gatot. 


Lebih lanjut, mantan biarawan OFM itu menerangkan sejumlah peserta didik yang tergabung dalam komunitas tersebut memiliki semangat juang untuk menyulap desa Terong menjadi destinasi wisata yang baru di daerah selatan Manggarai. 


“Para siswa yang tergabung dalam SISPALA dididik untuk menciptakan atau melihat potensi yang ada dalam keanekaragaman hayati yang mungkin bisa menciptakan destinasi wisata yang baru”, lanjutnya. 


Komunitas SISPALA yang diresmikan di hutan desa terong, wae Ketang, dengan jarak 3,5 km dari permukaan air laut itu dengan menanam beberapa jenis pohon buah seperti kokeran jambu air, Kelengkeng dan Ketapang kencana. 


Kegiatan tersebut diawali dengan pembentukan pengurus inti yang diketuai Evaritus Jenani (Efrit), wakilnya Alanasia Arjeti dan  Viktoria P. Yuju sebagai sekretaris, sedangkan Benediktus S. Tantut dipercayakan sebagai bendahara. Beberapa siswa/i SMK yang merupakan pengurus inti memiliki satu jiwa dalam mewujudnyatakan komunitas tersebut ke depannya. 


Seusai pembentukan pengurus, ketua PSE memimpin ibadah secara Katolik sebagai bagian dari proses perwujudan penanaman dan pelestarian hutan di seputar sumber mata air tersebut. Selang beberapa menit setelah doa bersama, ada pembacaan Triprastia SISPALA SMKN 1 Satarmese berbunyi: 


Baca: Perjumpaan Bunda dengan Putranya (Sebuah Sketsa Puitis)


Kami siswa siswi SMKN 1 Satarmese berjanji, pertama, kami siswa/i pencinta alam, menanam dan merawat Pohon sebagai tanda kecintaan terhadap alam, kedua, kami siswa/i pencinta alam, bersolider dan bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi  hutan, ketiga, kami siswa/i pencinta alam, terlibat dalam budaya menjaga mata air bersama masyarakat adat. Demikian Triprastia ikrar Sispala SMKN 1 Satarmese. Semoga Tuhan menyertai dan memberkati kita semua.


Semangat SISPALA menjadi substansi yang memampukan semua peserta yang hadir menanam pohon-pohon buah hingga selesai. Kiranya komunitas tersebut berkembang dan berdaya guna bagi masyarakat lebih khusus keindahan relasi manusia dengan alam sekitar. 


Oleh: Nasarius Fidin

Penulis adalah Guru SMKN 1 Satarmese

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Launching SISPALA, Pemdes Terong, PSE Paroki Narang, Tokoh Adat, SDI Waecepang dan SMKN 1 Satarmese Menanam Pohon Buah di Sumber mata Air Wae Ketang

Trending Now

Iklan