Paduan Suara IKMM Meriahkan Ibadat Jumat Agung di Gereja St. Thomas Aquinas |
"Mau sehancur apapun seorang manusia, ia tetap akan menjadi manusia dan tetap berharga, tetap bernilai di mata Tuhan, Sang Pencipta."
BernasINDO.id, Malang-Paduan Suara Ikatan Keluarga Maumere Malang (IKMM) turut berpartisipasi memeriahkan ibadat Jumat Agung (15/04/2022) di Gereja Katolik Santo Thomas Aquinas. Gereja ini berlokasi di dalam kompleks kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan merupakan gereja baru sebagai pemekaran dari Gereja Katolik Paroki Santo Albertus de Trapani Blimbing, Keuskupan Malang.
Partisipasi Paduan Suara IKMM dalam koor Jumat Agung kali ini diminta secara langsung oleh romo moderator kaum muda/mahasiswa Keuskupan Malang, RP. Bertolomeus Agustinus Soko Kowe, CDD yang akrab disapa Romo Tino. Menurut koordinator Paduan Suara IKMM, Leonard Davinci, mengatakan bahwa Romo Tino menghubunginya melalui WhatsApp (WA) pada awal Februari lalu.
“Jadi pada awalnya Saya dihubungi oleh Romo Tino melalui WA pada awal Februari yang lalu. Beliau meminta kesediaan IKMM menanggung koor pada ibadat Jumat Agung kali ini. Tapi, Saya belum bisa langsung mengiyakan, mengingat ini agenda besar dan perdana untuk IKMM. Saya harus berkoordinasi dulu dengan beberapa teman-teman pengurus IKMM, beberapa anggota koor serta para sesepuh dan akhirnya kami bersedia,” tuturnya.
Ibadat Jumat Agung yang bagi umat Katolik dikenang sebagai wafatnya Yesus Kristus (Isa Al-Masih) ini dipimpin langsung oleh Romo Tino, CDD dan dihadiri sekitar 500 umat dari berbagai latar belakang, terutama dari kalangan kaum muda/mahasiswa. Dalam homilinya, Romo Tino menekankan tentang nilai kemanusiaan dan harga diri manusia yang dianalogikan ibarat sebuah mata uang dengan secarik kertas tissue.
“Mau sehancur apapun seorang manusia, ia tetap akan menjadi manusia dan tetap berharga, tetap bernilai di mata Tuhan, Sang Pencipta. Ibarat sebuah mata uang yang akan tetap bernilai, meskipun mungkin sudah rusak atau sudah tidak digunakan lagi. Berbeda dengan tissue yang apabila sudah rusak, tidak akan bermanfaat dan hanya akan menjadi sampah. Saya berharap pada momentum Jumat Agung ini, kita harus bisa menjadi manusia yang tetap bernilai di mata Tuhan dan bermanfaat bagi sesama,” jelas Romo.
Paduan Suara IKMM menyanyikan lagu-lagu rohani yang bersumber dari beberapa buku lagu, seperti Puji Syukur, Madah Bakti dan Exultate. Pemilihan lagu-lagu ini juga berdasarkan pemahaman serta pengetahuan para anggota paduan suara dan disesuaikan juga dengan kondisi umat. Menurut ketua bidang liturgi gereja, Ibu Yeni, pihaknya bersama dengan teman-teman IKMM berusaha untuk memadukan beberapa lagu yang berasal dari Puji Syukur, Madah Bakti dan Exultate dikarenakan ada perbedaan referensi lagu-lagu Gereja Katolik antara umat Katolik di wilayah Indonesia bagian timur, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan umat Katolik di Pulau Jawa. khususnya umat Katolik Kota Malang.
“Ketika teman-teman IKMM sudah menyanggupi untuk menanggung koor pada Jumat Agung ini, ada perwakilan dari mereka yang datang secara langsung ke gereja berkoordinasi dengan kami, secara khusus membahas mengenai tata aturan liturgis dan pemilihan lagu-lagunya. Ini karena memang ada perbedaan mencolok mengenai referensi lagu-lagunya. Teman-teman mahasiswa dari Indonesia Timur ini kan lebih sering menyanyi dari buku Madah Bakti dan Exultate, sementara itu bagi kami di sini, pakemnya sudah pakai buku Puji Syukur. Makanya kita bertemu untuk membahas ini dan Puji Tuhan semuanya berjalan dengan baik,” ujarnya.
Perayaan Jumat Agung untuk misa ke-3 ini dimulai pkl. 18.00 WIB dan berlangsung sangat meriah, aman dan tertib sampai selesai. Perayaan ini juga tetap mematuhi protokol kesehatan, meskipun kondisi global sekarang sudah mulai berangsur normal. Semua umat yang hadir, anggota koor, petugas gereja wajib mencuci tangan dan mengenakan masker.
Perlu diketahui, bahwa IKMM merupakan salah satu komunitas atau Organisasi Daerah (Orda) yang berasal dari Kabupaten Sikka, Flores, NTT yang berada di Malang Raya. Orda ini berlabel ikatan keluarga, sehingga tidak secara khusus hanya untuk mahasiswa saja, melainkan juga untuk pelajar, pekerja dan para sesepuh yang berdomisili di Malang Raya. Oleh karena itu, dalam berbagai macam kegiatan IKMM, semua pihak selalu berpartisipasi secara aktif, bukan hanya melibatkan para mahasiswa saja, termasuk juga pada agenda koor Jumat Agung ini.
“IKMM ini merupakan Orda yang berlabel kekeluargaan. Jadi, tidak hanya mahasiswa saja. Ada juga pelajar, ada yang bekerja sebagai dosen, guru, karyawan swasta dan ada yang sudah sesepuh, pensiunan seperti kami-kami ini. Setiap kegiatan yang dilaksanakan, entah itu bernuansa jasmani ataupun rohani, pasti semuanya terlibat. Iya, seperti pada koor Jumat Agung ini, yang menjadi anggota koor bukan hanya para mahasiswa saja, tetapi juga ada yang dosen, guru, ada juga karyawan swasta, pokoknya semuanya terlibat”, ujar salah satu sesepuh IKMM, Bapak Simon Sodi yang ditemui usai perayaan ibadat Jumat Agung ini (ed/BenasINDO.id).
Editor: Efrem