Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Vila Adam Bersemi, Inviolata Tersenyum

Suara BulirBERNAS
Thursday, April 28, 2022 | 06:58 WIB Last Updated 2022-04-28T00:39:54Z
Vila Adam Bersemi,  Inviolata Tersenyum
Vila Adam Bersemi,  Inviolata Tersenyum


Vila Adam Bersemi,  Inviolata Tersenyum - Vila dapat diartikan sebagai tempat tinggal sementara yang jauh dari kepenatan dan atau kejenuhan kota. Bisa juga, diartikan sebagai tempat tinggal sementara  atau panti untuk  pembinaan orang muda. Vila Adam, berarti tempat tinggal sementara para remaja laki-laki,  disebut sebagai asrama Vila Adam. Vila Adam tempat pembinaan karakter yang sejalan dengan visi misi dan tujuan sekolah.

Baca: Mereka “Bukan Jembatan yang Berjalan”

Sedangkan Inviolata, dari nama pelindung orang Kudus, yaitu Maria Inviolata. Kata asal dari bahasa Inggris, Inviolate, artinya” meluhurkan”. Bisa diartikan meluhurkan nama Tuhan. Sebagai bentuk pembinaan karakter keimanan sesuai kepribadian sta. Maria Inviolata itu sendiri. Demikian juga, Asrama putri Inviolata, sebagai tempat pembinaan karakter remaja putri menuju kedewasaan berpikir dalam belajar, iman dan  cinta kasih.  

Kata “Bersemi” sama artinya dengan ”bertunas“. Kata-kata lembut yang kita katakan kepada pasangan kita tersimpan di suatu tempat rahasia di surga. Pada suatu hari mereka akan berjauhan bagaikan hujan, lalu tersebar, dan misteri cinta kita akan tumbuh “bersemi” di segala penjuru dunia. (Jalaluddin Rumi). 

Ungkapan cinta yang lama bersemi kembali itu bagaikan meminum susu basi dalam keadaan perut kosong. Sangat memalukan. (Monika Anggen). Mungkin identik dengan pernyataan seorang penulis alumnus 1981, Yohanes Mbaling, seorang penulis dan juga jurnalis, jebolan Romis Waerana;  Cinta Lama Bersemi Kembali (CLBK). 

Menurut penulis, ini semacam sebuah bentuk refleksi saja  atas kisah-kisah indah masa lalu, di masa sekolah Romis Waerana itu, perlu dikisahkan untuk melihat kembali  betapa indahnya masa sekolah yang  berbarengan dengan masa  remaja naik badan, yang tak mungkin kembali seperti yang dulu lagi. Maksud hati memeluk bukit indah menawan hati, tapi terlanjur tua tak mungkin tercapai.  Mungkin, ada relevansinya  dengan ungkapan di atas,...bagaikan minum susu dalam keadaan perut kosong. Puisi lelap tak terjamah. Bersanding sepi, kumamah pagi “bersemi” sedih tak terperi. Menyulutkan bahagia ke tepi. (Moammar Emka).

Mengapa ? 

Judul tulisan di atas adalah Vila Adam Bersemi Inviolata. Artinya ditilik dari dua jenis istilah di atas, Vila Adam, kumpulan laki-laki remaja pelajar setingkat  SMP yang mendiami asrama laki-laki dibawa bimbingan seorang pembina awam dan/atau seorang kaum selibat. Seperti seorang Frater atau bisa seorang Bruder. Sedangkan Inviolata (asrama Maria Inviolata ), kumpulan kaum putri remaja pelajar setingkat SMP atau sederajat, dengan dibimbing oleh seorang ibu pembina awam dewasa, dan atau suster yang hidup selibat dalam panggilan hidup  membiara seumur hidupnya. 

Baca: Nasibmu Hutan Bowosie

Dari percakapan media grup whatsAp alumni Romis, ada beberapa hal yang menarik untuk disimak; antara lain. Pertama,  Ada kebiasaan setiap hari Rabu siswa asrama Vila Adam dan asrama putri Inviolata, mencari kayu api. Kebiasaan ini menarik selain untuk memenuhi asap dapur di dua asrama itu, ada juga hal lain,  yang tak kala menariknya. Melatih kemandirian dan bergotongroyong, juga ada kesempatan untuk mencari kayu bersama antara penghuni asrama putra Vila Adam  dan asrama putri Inviolata, dengan dalil, melindungi mereka, putri, dalam pengamanan untuk memperoleh kayu api. Rasanya amat gembira bisa bersama. Hem..., bisa jadi ada ungkapan perasaan dalam bahasa tubuh. Tapi, bukan berdua, tetapi dalam kelompok kecil 3,4,5 orang. Bukan berpasangan. Sebab, kalau kedapatan oleh pembina asrama putri, akan diberi kopi pahit ( dijewer dan atau ditegur). Membantu mencari kayu api untuk saudari Inviolata. 

Kedua, setiap sore, di atas jam 17.00-17.30 WITA, biasa menjalankan ibadat Rosario bersama antara asrama putra  Vila Adam dan asrama putri Inviolata. Tempatnya, persis di Gua Maria, yang terletak di pintu masuk gereja Paroki Waerana, dibawa rimbunan  pohon Beringin yang dilengkapi dengan bangku panjang sederhana untuk duduk, kurang lebih berjarak  75 m dari Gereja dan biara susteran CIJ Waerana. Di sampingnya, ada lapangan bola sepak, yang terletak antara gedung pintu gerbang masuk sekolah dan gua Maria, yang biasa digunakan ketika perayaan pertandingan pekan suci paskah untuk masyarakat umum, dan digunakan sekolah ketika Jam penjaskes. Istilah dahulu, les OlahRaga.

Ketiga, setiap malam Minggu tertentu, ada malam rekreasi di Asrama ataupun juga di sekolah. Dengan gaya Saput Weko( red. Bahasa Manus, Ikat Kain di pinggang ), dengan gaya khas miring, sisir rambut banting ke samping kiri atau ke kanan. Terasa unik memang kalau diingat- ingat masa sekolah itu, di Romis Waerana  kala itu. Polos, jujur, romantis anak bau kencur hehehe.  

Ketika itu,  siswa-siswa  dari asrama Vila Adam bisa bertemu Bidadari- Bidadari  cantik dari asrama putri Inviolata, bisa di momen sore hari ketika doa bersama di goa Maria. Diberi kepercayaan untuk pimpin sembahyang Rosario bergantian antara putra Vila Adam dan putri Inviolata, sangat percaya diri sekali. Juga, bisa bertemu waktu mencari kayu api bersama setiap hari Rabu. Bisa juga, ketika menjalankan kebiasaan untuk Study malam di sekolah. Sambil melirik-lirik satu sama lain yang berkenan, dan ketika mengisi data absen kehadiran Study malam hari. Kebiasaan membuka dan menutup Study malam dengan doa. Terasa sungguh asik memang bagi yang mempunyai “niat kembar”, yaitu antara belajar malam dan masalah privasi. Antara cita-cita dan cinta di sudut sekolah  dan ruang kelas.

Keempat, hampir setiap bulan, suster Yosefita, CIJ, menyiapkan asupan gizi berupa kue racikan untuk kedua Asrama itu. Selain itu, suster biasa menyiapkan suguhan sambal campur labu jepang muda yang telah diiris tipis memanjang, digoreng bersama adonan Lombok secukupnya, untuk menambah selera makan di asrama. Anak Asrama begitu melahapnya sampai habis Bombo dan atau Bose dan nasi campur jagung lebih dominan. 

Kelima, ketika mata ketemu mata dan hati ketemu hati, yang pasti bergelayut disambut gayung. Dalam suasana canda dan tawa, gembira, dan tersenyum manis sumringah; apabila ada momen sikontol( situasi, kondisi, dan toleransi lingkungan ) pas, maka setiap lirikan pasti bermakna untuk menyampaikan sekadar salam-salaman buat putri idamannya itu. Melalui ucapan dan salam Ribos, Salam Kamis, Salam Jalus, Salam sitermater, salam Senin( semoga engkau menikmati namaku), salam Selasa( semoga engkau lama-lama ingat saya), Salam Rabu (Rindu aku buatmu), Salam Kamis (kalau mau ikut saya), salam Jumaat( jumpah di malam terakhir), salam Sabtu (Saya tetap berdoa untukmu), dan salam Minggu (mimpikan gangguanmu). Sumbernya, dari sahabat  Remigius Tandang dan Bonefasius Ronceng. (Bone ini adik kandung Maksimus Man, dari Waekekik). Ditambah dari sahabat Boas(1979) dan Yosef Nasrani (1981); salam Ribos (rindu bertemu o sayang) dan salam Rimpet (Ranga Imus, pacu terus ). Salam  Kamboja (kalau mau boleh jadi). Salam Rimba (rindu menanti balasan).    

Baca: Wae Bobok, Jangan Diobok-obok!

Yang menarik lagi menantang, di asrama putra Vila Adam barangkali di Asrama putri Inviolata; selalu disuguhkan makanan jagung Bose. Alias Bombo (red. Bahasa daerah Rongga Koe).  Atau Kae Kokor, dalam bentuk campuran beras sedikit direbus pakai Periuk besar di tungku Api dari asupan kayu bakar. Hasilnya, makan dengan penuh senang hati beramai-ramai, tidak ada yang mengeluh tentang makanan. Ternyata, dari hasil penelitian para ahli gizi, makanan jagung kokor, Bose, mengandung omega plus. 

Jika dibandingkan makanan zaman ini, makanan rata-rata berasal dari bahan kimia, seperti pupuk kimia untuk padi di sawah, disemprot dengan bahan kimia beracun. Kalau berlebihan akan menimbulkan penyakit. Dahulu, rata-rata supor dari alam murni. Demikian juga, beraneka jenis daging ayam, ayam petelur dan adonan makanan yang dijual oleh pedagang makanan di sekitar kita, selalu mengandung  bahan  pengawet. Rata-rata berasal dari produksi  industri makanan untuk bertahan lama disimpan. 

Tulisan ini hanya sekadar pengingat tentang betapa indahnya masa-masa sekolah di tengah suka duka perjuangan. Dan, perlu diingat! Ada rasa, ada ingatan, ada memori, ada kenangan indah. Ada senyum dan candatawa. Sungguh-sungguh mengasikkan bagi setiap alumni yang pernah sekolah di Romis Waerana dan tinggal di dua jenis asrama itu. Tentu, setiap kita memiliki ingatan yang berbeda dan unik. Mungkin ada yang sama dan ada juga, yang berbeda. So,  Pasti! Tidak untuk memohon untuk “bersemi kembali” dalam Reuni Romis Waerana  itu. Tetapi, sekadar pengingat, bahwa kita ada disini, dititik ini, di tempat yang  berbeda, di tempat tinggal kita masing-masing, ada yang  berjauhan, dan ada yang dekat dengan  tempat kita  mengabdi; berbeda satu sama lain dari  setiap angkatan; pasti ingin pulang untuk bertemu almamater yang sudah merindu sekian lama, sebelum kita pulang ke tempat terakhir mengabdi di alam sana. 

Kita tak lupa selalu mendoakan bagi  para penjasah,  pengabdi yang telah berpulang kepangkuan ilahi, semoga mereka berbahagia di alam fana. Dan bagi para penjasah dan sahabat kita yng masih bersiara di dunia ini diberi kemurahan dan damai sejahtera dan kesehatan yang prima. Bagi alumni dan para pendidik yang sedang mengabdi di Romis Waerana sampai saat ini, semoga senantiasa kuat dan sabar dalam mengabdi untuk mencerdaskan anak negeri yang dititipkan orangtua, gereja dan negara. Semoga! 


Oleh: Fransiskus Ndejeng

Penulis, alumni Romis Waerana 1979/1980. Tinggal di Labuan Bajo, Jln. Soehadun Bandara Komodo.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Vila Adam Bersemi, Inviolata Tersenyum

Trending Now

Iklan