Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 3) Bersikap Kritis Terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini

Suara BulirBERNAS
Thursday, February 2, 2023 | 17:42 WIB Last Updated 2023-02-02T10:42:13Z

 

Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 3) Bersikap Kritis terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini
Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 3) Bersikap Kritis Terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini



Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 3) Bersikap Kritis Terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini



Di tengah perkembangan tehnologi yang begitu cepat, ada banyak tawaran termasuk pelbagai paham, ideologi dan gaya hidup. Untuk mengatasi hal tersebut, kita perlu menunjukkan kedewasaan cara berpikir, sikap dan mental  sehingga mampu menentukan keputusan dan pilihan yang tepat. 


Kaum muda atau remaja mudah terjebak dalam pelbagai pengaruh, faham atau ideologi dan gaya hidup yang tengah tren seperti mode, musik, film media online dan sebagainya.


Kaum muda sering dikaitkan dengan sasaran penyebaran dan perluasan ideologi, paham-paham dan aliran. Oleh karena itu, upaya perlindungan dan penyelamatan karakter, cara hidup dan masa depan kaum muda atau remaja menjadi tugas bersama. 


Baca: Ketua PGRI Se-Kecamatan Satarmese Barat: Kehadiran dan Peran Guru Takkan Pernah tergantikan


Tiga institusi yang melibatkan diri dalam upaya perlindungan dan penyelamatan masa depan generasi muda yakni lembaga pendidikan, keluarga dan lingkungan atau komunitas. Institusi-institusi ini sangat kontekstual agar generasi muda atau kaum remaja bersikap kritis terhadap derasnya tawaran ideologi dan gaya hidup yang tengah berkembang. Pertanyaannya, apakah ideologi itu?


Kata ideologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yakni idein yang artinya memandang, melihat, ide, dan cita-cita, sedangkan logos berarti logia atau ilmu. Ideologi berarti paduan ide yang dapat membentuk keyakinan dan paham dalam perwujudan cita-cita manusia. Ideologi merupakan suatu sistem keyakinan yang dapat mengarahkan sikap, perilaku dan tindakan sosial. 


Macam-Macam Ideologi


Ideologi memiliki pelbagai macam yakni: 


1) Nasionalisme


Nasionalisme dimengerti sebagai pandangan yang berpusat pada bangsa sendiri atau yang disebut etno-sentrisme.


Nasionalisme digolongkan menjadi dua yakni nasionalisme positif dan nasionalisme negatif/sempit.


Nasionalisme yang memertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa menjadi sangat penting demi keutuhan negara atau bangsa itu sendiri disebut nasionalisme positif. Nasionalisme positif sangat menghargai dan menghormati kemerdekaan dan kedaulatan bangsa lain. Sedangkan nasionalisme sempit mengarah pada peremehan, perendahan, atau penghinaan terhadap bangsa lain. Nasionalisme ini lebih fokus pada "mengagung-agungkan" bangsa sendiri dan mengganggap bangsa lain sangat rendah. 


2) Marxisme


Marxisme merupakan suatu paham yang menjadi landasan sosialisme dan komunisme untuk menghapus kapitalisme. Dalam pandangan tersebut, kapitalisme dianggap menjajah dan menyengsarakan kaum proletar seperti kaum buruh dan rakyat kecil.


Marxisme tidak percaya pada dunia adikodrati termasuk Tuhan. Titik fokus kepercayaannya yakni materi. Sebab manusia dipandang sebagai suatu unsur yang sangat terbatas dalam proses perubahan eksistensi manusia dan alam semesta. Ideologi marxisme menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. 


3) Komunisme


Komunisme dipahami sebagai anak marxisme yang dapat mencita-citakan sistem masyarakat yang seimbang. Sarana-sarana produksi dilakukan sesuai asas yang menggarisbawahi anggota masyarakat dapat memeroleh hasil sesuai dengan kebutuhan. 


4) Teokrasi


Teokrasi dimengerti sebagai paham berpusat pada agama. Artinya ajaran teokrasi ini menghendaki agama menguasai masyarakat politis. Pemerintah dipandang sebagai titisan karena melakukan kehendak ilahi sehingga konsep tentang negara mengarah pada pemahaman yang disebut negara agama. Hukum agama dipandang tetap. Segala bentuk teokrasi bersifat statis-konservatif.


5) Neo-Liberalisme


Liberalisme lebih mengedepankan kebebasan. Paham ini memerjuangkan kebebasan dari penindasan apapun. Namun kebebasan tersebut justru tidak berpihak pada orang-orang lemah. Orang-orang kuat diberi peluang untuk menindas yang lemah dan yang kaya menekan yang miskin.


Neo-liberalisme sangat erat berkaitan dengan globalisasi dan pasar bebas yang dikuasai oleh orang-orang kuat dan kaya secara ekonomis dan politis.


6) Kapitalisme


Paham ini berkaitan dengan kaum pemodal/kapitalis. Negara tidak mempunya hak untuk menguasai, mengatur dan membuat undang-undang yang dapat menghalangi usaha mereka.


7) Femininisme


Feminisme menitikberatkan soal kesetaraan hak dan kewajiban kaum hawa, seperti dalam bidang hak ekonomi, politik, sosial, budaya, ruang pribadi, dan ruang publik. Hak perempuan wajib diperjuangkan. Subjektivitas laki-laki dan perempuan menjadi kesadaran universal dalam relasi dan komunikasi kedua jenis kelamin.


8) Pancasila


Dasar negara Indonesia merupakan Pancasila. Ideologi pancasila menjadi nilai yang sangat penting dan hal itu wajib dihayati dan dihidupi oleh setiap warga Indonesia. 


Baca: "Terpujilah Wahai Engkau Ibu/Bapak Guru"


Pancasila mengandung nilai dan norma fundamental untuk dijadikan pedoman hidup berbangsa dan bernegara Indonesia.


Gaya Hidup


Ideologi berkaitan dengan gaya hidup. Apakah gaya hidup itu? Gaya hidup (lifestyle) merupakan kebutuhan sekunder yang sesewaktu bisa berubah tergantung perubahan zaman atau keinginan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya, dan hal ini dapat diketahui dari cara berpakaian, kebiasaan, dan sebagainya. Penilaian terkait gaya hidup sifatnya sangat relatif; bisa dijadikan contoh, atau juga dianggap sebagai sesuatu yang sifatnya tabu. 


Macam-macam gaya hidup yang perlu diketahui oleh masyarakat dewasa ini.


1) Budaya Materialistik dan Hedonistik


Terkait budaya Materialistik dan Hedonistik ini, kualitas manusia ditentukan harta kekayaan. Karakter dan pengorbanan, askese dan tapa, kesederhanaan dan nilai-nilai kebajikan serta kebijaksanaan hidup dinomorduakan dalam kehidupan.


Budaya materialistik dan hedonistik menggarisbawahi materi dan kesenangan yang dapat melahirkan sikap konsumerisme.


2) Konsumerisme


Budaya konsumerisme mengubah mental, cara berpikir dan sikap seseorang untuk terjebak dalam kecanduan konsumsi bukan karena kebutuhan melainkan keinginan  yang melampaui batas normal.


3) Individualisme


Gaya hidup individualis dapat merenggut budaya sosialitas. Individualisme disebabkan perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang sedang berlangsung, dan hal itu tidak berpihak pada keadilan, kesejahteraan dan kebaikan bersama. Gaya hidup individualistik seringkali muncul di perkotaan, khususnya masyarakat kelas menengah ke atas.


4) Gaya hidup modern


Sadar atau tidak, orang-orang jaman now cenderung menjadi individualistik dan privatistik. Budaya kekeluargaan, kebersamaan, sosialitas, ketetanggaan, dan budaya kampung dalam arti tertentu tidak dihiraukan oleh karena orang-orang jaman ini lebih menyibukkan diri dengan pekerjaannya atau hal-hal yang sifatnya pribadi.


5) Pluralisme


Orang-orang dari pelbagai suku, daerah, agama, keyakinan religius, dan politik bercampur-baur di kampung-kampung, di tempat kerja, kendaraan umum, di rumah sakit, dan di mana pun. Masyarakat sangat terbuka. Tidak ada masyarakat tradisional murni.


Baca: Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 2) Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab terhadap Pengaruh Media Massa


Fanatisme agama tidak berlaku dalam budaya pluralisme ini. Sebab agama itu menjadi urusan pribadi seseorang, bukan urusan masyarakat atau pemerintah. Orang tidak harus mengetahui keyakinan seseorang. Selain itu, orang juga tidak harus memedulikan agama seseorang.


6) Fundamentalisme


Gerakan fundamentalisme merupakan suatu gerakan yang seringkali terjadi, dan hal itu muncul karena adanya tekanan dan ketidakpuasan seseorang atau kelompok/golongan tertentu terhadap seseorang atau kelompok/golongan atau negara tertentu. Gerakan ini berkedok agama dan kepentingan politik tertentu, sukuisme, nasionalisme dan sebagainya.


Ajaran Kitab Suci Terkait Tawaran Ideologi Maupun Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini


Pencobaan di Padang Gurun (Mat 4:1-11)


Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

 

Pertanyaan Orang Saduki tentang Kebangkitan (Mat 22:23-33)


Pada hari itu datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, Musa mengatakan, bahwa jika seorang mati dengan tiada meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Tetapi di antara kami ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin, tetapi kemudian mati. Dan karena ia tidak mempunyai keturunan, ia meninggalkan isterinya itu bagi saudaranya. Demikian juga yang kedua dan yang ketiga sampai dengan yang ketujuh. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Siapakah di antara ketujuh orang itu yang menjadi suami perempuan itu pada hari kebangkitan? Sebab mereka semua telah beristerikan dia.” Yesus menjawab mereka: “Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah! Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Tetapi tentang kebangkitan orang-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.

 

Yesus Mengecam Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi (Mat 23:1-33)


Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?

 

Refleksi Terkait Perikop Kitab Suci


Sesudah mengalami pencobaan di padang gurun selama 40 hari, secara fisik Yesus lemah. Di tengah kondisi fisik tersebut, iblis mencobai Yesus dengan menawarkan hal-hal yang menggiurkan (lihat Mat 4:1-11).


  1. Yesus dicobai dengan maksud untuk menyalahgukan kedudukan-Nya sebagai anak Allah dengan membuat mukzijat/keajaiban-keajaiban. Selain itu, pencobaan pertama bermaksud agar Yesus mengutamakan harta, mencari jalan pintas dan kenikmatan hidup.
  2. Yesus dicobai agar membuat keajaiban dan ketenaran. Yesus juga digoda agar iman-Nya runtuh. 
  3. Yesus dicobai untuk menguasai dunia seturut kehendak iblis.

Godaan-godaan iblis bermaksud agar Yesus lebih menyibukkan diri dengan jaminan sosial, ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan. Selain itu, godaan itu bertujuan agar Yesus menggagalkan pilihan untuk mewartakan Kerajaan Allah. Namun Yesus menolak karena ada hal yang jauh lebih penting yakni Kerajaan Allah!


Aliran-Aliran Atau Kelompok Pada Zaman Yesus


Pada zaman Yesus, ada banyak aliran atau kelompok yang hidup. 


1. Farisi


Kata Farisi berasal dari kata dalam bahasa Ibrani, Pharesees = terpisah. Kelompok Farisi merupakan kelompok orang-orang Yahudi saleh yang sungguh menaati kewajiban. Mereka menerima hukum tertulis dan lisan. 


Kelompok orang Farisi tersebut sungguh mengecam Yesus yang dianggap mengampuni dosa, melanggar peraturan Sabat dan bergaul dengan para pendosa. Mereka bekerja sama dengan orang-orang Zaduki untuk membunuh Yesus. Namun Yesus melawan sikap pembenaran diri mereka yang hanya mementingkan hal-hal lahiriah. 


2. Saduki


Kelompok Saduki bergerak dalam dunia politik pada zaman Yesus. Kata Saduki berasal dari bahasa Yunani saddoukaios. Kata ini berasal dari kata Aram Zaddaqaya yang diambil dari nama pribadi Imam Besar, yaitu Sadoq (Yun: Sadok). Kata ini memiliki nama asal Ibrani Syaddiq yang berarti benar, adil. 


Kelompok Saduki memiliki relasi dan komunikasi intens dengan para Imam Agung, kaum ningrat, dan golongan konservatif. Mereka sangat berpengaruh dalam dunia politik.


Mereka menolak tradisi lisan, kebangkitan orang mati, dan adanya malaikat. Mereka berusaha menentang atau bahkan membunuh Yesus. Sebab mereka menganggap bahwa Yesus mengancam kedudukan politis dan kepentingan mereka.


3. Eseni


Dalam bahasa Yunani, kata eseni disebut essenoi, sedangkan dalam bahasa Aram hasin yang berarti saleh. 


Kaum Eseni merasa diri sebagai orang paling saleh dari antara orang-orang saleh. Mereka menganggap diri sebagai kaum terpilih. Cara hidup mereka sangat keras dan ketat. Hidup bermatiraga merupakan cara mereka melaksanakan hukum taurat. Mereka hidup berkelompok, tidak ada milik pribadi. Mereka sangat yakin dengan kebangkitan dan hidup pada akhir zaman.


4. Zelot


Kaum zelot merupakan orang yang sangat bersemangat, pembela hukum.  Mereka merupakan para pejuang kemerdekaan Yahudi untuk berperang dengan orang-orang Roma.


Dari semua aliran atau kelompok di atas, ternyata Yesus tidak memilih satu pun. Yesus memilih aliran dan gerakan-Nya sendiri. Artinya Yesus mewartakan dan menyaksikan Kerajaan Allah, salah satu contohnya yakni menyapa orang-orang miskin. 


Yesus bergaul dengan orang-orang miskin, buta, lumpuh, kusta, kerasukan setan (dikuasai oleh roh najis), pendosa, pelacur, pemungut cukai, rakyat gembel yang buta hukum, lintah darat, penjudi dan yang paling rendah. Namun mereka dipandang sebagai sampah masyarakat oleh orang-orang Farisi. 


Yesus mencontohi cara hidup yang baik, benar dan indah di tengah orang-orang yang menganut pelbagai macam ideologi, paham dan aliran, seperti kaum Farisi, kaum Saduki, kaum Esseni, dan kaum Zelot. 


Yesus menunjukkan sikap kritis terhadap pengaruh ideologi dan gaya hidup pada zamannya dengan mengedepankan nilai yang paling fundamental yakni Kerajaan Allah. Yesus menolak pelbagai tawaran (Lihat Matius 4:1-11) yang menggiurkan seperti jaminan sosial ekonomi, kekuasaan, dan kesenangan.


Ditengah kemajuan tehnologi yang sangat cepat ini, umat manusia khususnya remaja atau kaum muda belajar dari cara hidup Yesus. Kaum muda menjadikan sikap kritis sebagai salah satu nilai hakiki dalam menentukan pilihan atau keputusan. 


Terkait hal tersebut, kita semua khususnya kaum muda sangat perlu menunjukkan sikap kritis terhadap tren-tren seperti materialisme, konsumerisme, individualisme, pluralisme, fundamentalisme, dan sebagainya yang tengah berkembang dewasa ini agar gaya hidup ataupun trend-tren tersebut tidak mudah memengaruhi atau menjebak remaja atau kaum muda dalam pencarian jati diri. 


Sikap kritis sangat berkaitan dengan sikap iman. Sikap iman merupakan wujud sikap kita untuk menerima Allah dan kasih-Nya dalam diri Yesus Kristus. Sikap kritis dan sikap iman memampukan kita untuk semakin berani menyatukan diri dalam perkembangan zaman dan mengikuti Yesus Kristus.


Sikap kritis memiliki 3 proses dasar yakni: 


  1. Berusaha melibatkan diri pada perkembangan nilai-nilai atau cita-cita luhur.
  2. Berusaha memusatkan diri pada kepentingan bersama.
  3. Berusaha untuk menghayati hidup lebih sempurna dalam kasih yakni berarah hanya kepada Allah saja.

Catatan Kritis


Manusia sebagai mahluk otonom khususnya sub bagian sikap Kritis terhadap ideologi dan gaya hidup yang berkembang dewasa ini sangat penting untuk disadarkan dan direfleksikan serta dihayati lebih khusus oleh kaum muda atau remaja. 


Kaum muda perlu didampingi, dibimbing atau dituntun untuk semakin bersikap kritis terhadap ideologi dan gaya hidup yang berkembang.


Bersikap kritis bermaksud agar kaum muda atau remaja semakin bijak dalam menentukan pilihan hidup yang bijaksana.



Sumber: Buku K-13 dan kurikulum merdeka Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti (PAKBP) kelas X dan sumber-sumber pendukung lainnya.


Oleh: Nasarius Fidin

(Guru SMK Negeri 1 Satarmese)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Manusia Sebagai Mahluk Otonom: 3) Bersikap Kritis Terhadap Ideologi dan Gaya Hidup yang Berkembang Dewasa Ini

Trending Now

Iklan