Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Merajut "Benang Persaudaraan" di Arena Volley

Suara BulirBERNAS
Friday, March 1, 2024 | 14:15 WIB Last Updated 2024-03-01T07:28:55Z

Oleh: Sil Joni*


Merajut "Benang Persaudaraan" di Arena Volley
Merajut "Benang Persaudaraan" di Arena Volley




Di ujung bulan Februari, Kamis (29/2/2023) jelang senja, para guru dari dua lembaga (SMK Stella Maris dan SMKN 3 Kaper), 'menganyam benang persaudaraan' di arena volley. Stadion Stella Maris menjadi 'saksi' bagaimana tali kekeluargaan itu, dipintal secara elegan.


Baca: Kalah Dramatis dari Kroazia, Banyak Yang Belum Tahu Fakta Menarik Warga Brasil Selama Pildun Qatar 2022


Laga bertajuk 'friendly match' itu, berlangsung sangat seru. Squad 'keenaman volley', baik putra maupun putri, dari SMKN 3 'datang' dengan kekuatan penuh. Dengan materi pemain yang relatif lengkap itu, wajar jika asa untuk mendulang kemenangan, membara dalam dada.


Tetapi, tim volley Stella Maris yang kali ini bertindak sebagai 'host', telah mempersiapkan diri, termasuk strategi 'meredam ambisi' tim tamu tersebut. Terbukti, performa tim asuhan pelatih Yeri Maladin itu, tampil cukup memukau di hadapan ribuan pendukung fanatik mereka.


Justin Samung yang didapuk sebagai 'kapten', sukses memompa spirit teman-temannya untuk memberikan perlawanan maksimal. Kendati demikian, pasukan SMKN Kaper 'tidak menyerah' begitu saja. Alhasil, kejar mengajar poin dalam setiap set, tak bisa dihindari. Singkatnya, kedua tim menyuguhkan penampilan yang sangat menghibur dan mengundang decak kagum dari penonton.


Beberapa 'spike keras' dari Ledy, Berty, Fera dan Reta bisa diantisipasi dengan baik oleh anak-anak Kaper. Sang Kapten, Hortensia Herima yang tidak lain Kepala SMKN 3, berhasil memimpin rekan-rekannya dalam 'membendung' serangan agresif dari para spiker Stella. Sejak pluit pertama dibunyikan, perolehan nilai di papan skor, terlihat sangat ketat.


Baca: Erling Haaland Lebih Hebat dari Cristiano Ronaldo, Kok Bisa?


Tetapi, harus diakui bahwa 'jam terbang' tak bisa dibohongi. Dengan latihan teratur dan ditunjang dengan 'bakat alamiah' dari para punggawa Stella seperti Justin, Ledy, Fera, Berty, Nurti, dan Ona, duel ini menjadi milik mereka. Tim SMKN 3 harus mengakui 'kehebatan' anak-anak Stella melalui drama pertarungan 5 set dengan skor yang amat tipis 3-2.


Meski begitu, bukan 'kemenangan' yang menjadi obsesi. Permainan Volley hanya sebagai 'instrumen' agar tali persahabatan terjalin kuat. Kita tidak sedang 'meretas ambisi' menjadi pemain profesional dan menjadi idola banyak orang. Yang dicari adalah kemenangan yang punyai nilai yang lebih tinggi. Apa itu? 


Kita menang melawan ego, sikap eksklusif dan tertutup sebagai lembaga. Kita ingin agar sayap relasi semakin lebar, melampaui kintal sekolah sendiri. Jadi, kita bertempur untuk menghalau arogansi, pikiran picik, dan glorifikasi berlebihan terhadap komunitas sendiri tanpa mau berkolaborasi dengan yang lain.


Dengan demikian, lapangan Volley, tidak hanya sebagai 'lokus olah raga', tetapi juga olah mental. Kerja sama, soliditas, dan sikap sportif di arena itu, menjadi poin vital untuk diadopsi dalam merajut benang persaudaraan antar sekolah. Rasanya, pelbagai prasangka, pikiran picik, dan sikap negatif lainya akan 'terlebur' di lapangan volley sehingga sebuah laku transformatif terpancar pasca turnamen itu dihelat.


Peluh yang keluar dari tubuh di gelanggang itu, tidak sekadar 'menyehatkan fisik', tetapi yang paling utama, sisi mental/jiwa semakin sehat. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat (mens sana incorpore sano), kata orang Latin. 


Bermain volley, rasanya bukan sebuah aktivitas jasmaniah yang nir makna. Dalam dan melalui 'bola volley', bola persaudaraan akan menggelinding secara lincah di setiap sudut komunitas, termasuk di halaman dua sekolah ini.


Energi para pemain pasti 'terkuras' dalam pertandingan itu. Ibu Ona terlihat sangat kelelahan seusai laga. Hal yang sama dialami oleh Frida dan Cerli, dua pemain debutan. Mereka telah 'berjibaku, jauh bangun' mengejar bola demi meraih kemenangan.


Beruntung, pihak panitia yang dikoordinir oleh Lusi telah menyiapkan minuman kaya nutrisi (es buah). Tenaga yang kelimpungan tentu kembali prima dan segar setelah mengonsumsi minuman bergizi itu. Apalagi, mereka mereguk minuman itu dalam suasana penuh canda dan tawa riang. Artinya, tidak hanya es buah yang dikecap, tetapi es persaudaraan yang cair dan sejuk.


Baca: Winger Baru Barcelona, Raphinha Menyindir Tim Rival Abadinya Real Madrid


Akhirnya, terima kasih kepada tim SMKN 3 Kaper yang telah memenuhi 'undangan Stella' dalam menjalani laga persahabatan ini. Kita telah 'memupuk rasa persaudaraan' itu melalui bola volley. Berharap, kita coba memanfaatkan sarana yang lebih kreatif dan alternatif di masa yang akan datang, agar pohon persaudaraan itu tidak layu dan kering.


Profisiat kepada tim volley putri Stella Maris yang keluar sebagai 'pemenang' dalam duel persahabatan ini. Berharap mental juara ini terus dirawat. Kita tidak ingin tim ini dijuluki sebagai tim jago kandang. Berharap, ketika bertangan ke Kaper, tim ini tetap tampil apik dan bisa mempertahankan kemenangan ini. Salam.




*Penulis adalah staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Merajut "Benang Persaudaraan" di Arena Volley

Trending Now

Iklan