Iklan

Iklan

Iklan

Iklan

Mimpi ke Negeri Sakura Bersama 'Edigy' (Pelaksanaan Kelas Bahasa Jepang di SMK Stella Maris)

Suara BulirBERNAS
Saturday, January 14, 2023 | 14:28 WIB Last Updated 2023-01-31T08:52:50Z
Mimpi ke Negeri Sakura Bersama 'Edigy' (Pelaksanaan Kelas Bahasa Jepang di SMK Stella Maris)
Mimpi ke Negeri Sakura Bersama 'Edigy' (Pelaksanaan Kelas Bahasa Jepang di SMK Stella Maris)


Oleh: Sil Joni*


Fakta menunjukkan bahwa komposisi demografis negara Jepang mengikuti tren piramida terbalik. Artinya, jumlah penduduk non produktif (berusia tua/renta) jauh lebih banyak ketimbang mereka yang produktif (berusia muda). Padahal, jumlah lapangan pekerjaan di 'negeri Sakura' ini cukup banyak. Itu berarti Jepang membutuhkan pasokan tenaga kerja produktif dalam jumlah yang relatif besar.


Kenyataan itu, membangkitkan asa bagi anak muda di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk coba 'mengadu nasib' di negara yag pernah menjajah bangsa Indonesia ini. Dalam beberapa tahun terkahir, Jepang dikenal sebagai 'daerah tujuan pekerja'. Hampir semua perusahaan dan pusat industri di Jepang secara agresif merekruit 'tenaga kerja' dari negara lain. Hal itu ditunjang dengan kenyataan bahwa persyaratan kerja di daerah ini cukup mudah dan gaji yang diterima pekerja cukup tinggi jika dibandingkan dengan upah rerata yang berlaku di Indonesia.


Baca: Profesionalisme Guru Di Persimpangan Jalan (Refleksi Peran Guru di Akhir Tahun 2022)


Para calon pekerja, selain minimal mengantongi ijazah SMA/SMK, mereka juga harus menguasai bahasa Jepang secara aktif. Mengapa harus Bahasa Jepang? Bahasa utama yang berlaku di negara itu adalah Bahasa Jepang. Sangat tidak efektif jika kita hanya menguasai Bahasa Inggris untuk bisa 'survive' di Jepang.


SMK sebagai lembaga yang berorietasi 'mempersiapkan' para tamatannya untuk 'langsung bekerja', tentu saja berusaha membantu peserta didik dalam bermimpi setinggi langit, termasuk mimpi bekerja di Jepang. Tingginya permintaan tenaga kerja di Jepang dan semakin berkurangnya jumlah penduduk produktif di negeri itu, menjadi peluang emas bagi SMK dalam menggenjot kemampuan lulusannya agar bisa memenangkan kompetisi untuk menjadi pekerja profesional di Jepang.


Khusus untuk SMK Stella Maris Labuan Bajo, Hari ini, Sabtu (14/1/2023), mimpi untuk bekerja di Jepang itu, mulai disuntikkan dalam tubuh para siswa kelas X. Mereka mendapat kesempatan istimewa untuk mengikuti Kelas Bahasa Jepang yang sedianya akan dilaksanakan secara reguler setiap akhir pekan. 


Kelas ini didesain dan dieksekusi secara virtual. Kebetulan infrastruktur teknologi digital di lembaga ini tak mengalami masalah yang berarti sehingga untuk pertemuan perdana ini, berjalan normal dan lancar. Para siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini. Mereka sangat serius menyimak penjelasan atau pemaparan dari instruktur yang masih berbicara seputar perkenalan secara sekilas tentang Negara Jepang dan mengapa Bahasa Jepang harus dipelajari.


Dalam sesi tanya jawab, beberapa siswa kelihatannya sudah 'tidak sabar' lagi untuk merasakan sensasi pengucapan dan penulisan Bahasa Jepang itu. Pertanyaan mereka langsung menukik pada bagian inti dari pembelajaran itu, yaitu bagaiamana menulis, mengeja, dan membaca jenis huruf dan kata dalam Bahasa Jepang. Sang instruktur dari komunitas 'Edigy", ibu Julia Angelina, dengan sangat bijak dan taktis 'meladeni' rasa ingin tahu para siswa yang terekspresi dalam aneka pertanyaan itu. "Minggu depan, kita akan bergumul dengan jenis huruf, cara mengeja huruf, dan cara membaca kata dalam Bahasa Jepang", ungkap ibu Julia.


Baca: Pendidikan Dan Teknologi


Kita tahu bahwa bahasa adalah 'jembatan' untuk mengakses dan mengenal dunia yang lebih luas. Jepang dan pernak-pernik kebudayaannya, bisa dipahami dengan baik  jika dan hanya jika kita menguasai Bahasa Jepang dengan baik. Penguasaan terhadap aneka Bahasa memungkinkan kita 'bisa menggenggam dunia'. Rasanya, mimpi untuk meniti karier di negara Jepang, bisa terealisasi jika tidak dibekali dengan kecakapan berbahasa (Jepang) yang memadai.


Komunitas 'Edigy', sepertinya 'hadir pada saat yang tepat'. Pasalnya, SMK Stella Maris adalah salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK) di Manggarai Barat yang pada tahun 2023 ini akan mengikuti program SMK PK skema 'Pemadanan'. Sebagai SMK PK, lembaga ini menjadi 'kawah candradimuka' dalam mencetak insan pekerja profesional yang berkarakter dan berdaya saing global. Kecakapan berbahasa menjadi salah satu kunci untuk menjadi 'pemenang' dalam kancah pertarungan mencari pekerjaan di level internasional itu.


Edigy, seperti yang dilansir media Tempo.co (20/4/2022) merupakan Platform edukasi digital (edutech) yang berfokus pada pendidikan (K12) dan Pendidikan Bahasa Jepang. Paltform itu sudah  resmi diluncurkan pada 20 April tahun 2022. Tetapi sebetulnya, Edigy dirintis di tengah pandemi pada tahun 2020 yang didirikan oleh beberapa anak muda Indonesia, yaitu Alvin Saputra, Komala Saputra, Emily Wijaya, Rian Arisandi, dan Hamzah serta didukung oleh Suryanto Wijaya selaku Inkubator Startup.


Sekadar informasi bahwa Edigy telah meluncurkan kelas online, yaitu Edu-Digy dan Pro-Digy. Edu-Digy merupakan program khusus pendidikan yang akan hadir di awal tahun ajaran 2022/2023 sebagai bimbingan belajar bagi siswa-siswa di Indonesia. Sementara Pro-Digy adalah program khusus untuk pelatihan skill yang fokusnya pelatihan bahasa jepang.


Saya kira, kelas online Pro-Digy inilah yang bersedia 'membantu' SMK Stella Maris untuk mewujudkan mimpi anak-anak berkarya di negara 'Sakura'. Tentu, sebelum kelas ini dilaksanakan, sebuah 'kontrak kerja sama' sudah disepakati antara Edigy dan SMK Stell Maris. 


Edigy sudah beberapa kali membuka kelas Bahasa Jepang sejak akhir 2021 lalu khususnya untuk level N5 dan N4 (mereka yang tergolong pemula) serta segera akan membuka untuk kelas bahasa jepang level N3 (mereka yang sudah mampu membaca minimal 650 huruf kanji dan 3750 kosakata. Dari klasifikasi di atas, maka siswa/siswi SMK Stella Maris berada pada level pemula (N5). 


Meski baru diluncurkan, Edigy telah memiliki lebih dari 6000 siswa. Selain itu, Edigy juga telah bekerja sama dengan sejumlah LPK dan SMA serta SMK di Indonesia. Saya berpikir, angka itu sudah bertambah pada tahun 2023 ini karena semakin banyak sekolah yang menjalin kerja sama dengan komunitas Edigy, termasuk SMK Stella Maris.


Baca: SMK Negeri 1 Satarmese Gelar Ujian Hari Pertama, Baca Komentar Peserta Didik Di Sini


Kita berharap agar para siswa/siswi bisa mengikuti kelas ini secara serius dan sampai 'tuntas'. Lulus dari program ini yang dibuktikan dengan 'sertifikat lulus', menjadi garansi untuk mewujudkan mimpi berkiprah di tanah Jepang. Akhirnya, komunitas Edigy sudah membuka jalan untuk bisa 'terbang' ke negara Asia Timur. Mari menyusuri jalan itu tahap demi tahap. Semoga mimpi itu, terwujud kelak.



*Penulis adalah Staf pengajar di SMK Stella Maris. Tinggal di Watu Langkas.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mimpi ke Negeri Sakura Bersama 'Edigy' (Pelaksanaan Kelas Bahasa Jepang di SMK Stella Maris)

Trending Now

Iklan